Minggu, 22 September 2013

Perusahaan-perusahaan MIGAS yang beroperasi di Natuna

assalamu'alaikum,

kembali lagi kite betemu ye, kali ini saye nak posting tentang perusahaan-perusahaan migas yang beroperasi di Natuna, kite dah tau kan tempat kite ni menyimpan sumber daya alam yang melimpah ruah, termasuk minyak dan gas nye, ade satu artikel yang pernah saye bace, die bilang bahkan cadangan gas yang kite punye merupakan cadangan gas terbesar di Asia.!!!! mantap kan, nah oleh karena itu kite2 sebagai putra daerah, jom kite bangun daerah kite sendiri, jangan nanti kite "jadi tamu dinegeri sendiri", tak elok pule. :D


lah ye.....

ni saye posting perusahaan-perusahaan migas yang beroperasi di Natuna, saye liat dari poster yang dibawa kawan saye setelah die pulang dari Jakarta, mengikuti acara IPA (Indonesian Petroleum Association) maei 2013 kemarin.


CEKIDOOOOT.

1. PEARL ENERGY GROUP INDONESIA

Pearl Energy adalah anak perusahaan dari Mubdala Petroleum yang merupakan perusahaan kelas dunia. beroperasi di Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain, Kazakhtan, Libia, Tanzania, Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapore dan Indonesia.
Di Natuna, Pearl Energy menjadi operator pada blok Kerapu, sistem kontraknya adalah PSC (Production Sharing Contract). seismik 3D pertama dilakukan pada 2010 kemarin, sedangkan pengeboran explorasi baru akan dimulai pada 2013 ini.

http://www.mubadalapetroleum.com
www.pearlenergy.com


2. LUNDIN OIL & GAS B.V
Perusahaan minyak dan gas ini telah ada selama 30 tahun, dari awal tahun 80an dengan nama IPC (International Petroleum Corporation), kemudian menjadi Lundin Oil pada akhir 90an, dan terakhir menjadi LUNDIN PETROLEUM pada 2001 hingga sekarang.
Daerah Operasi LUNDIN PETROLEUM meliputi Prancis, Tunisia, Irlandia, Malaysia, Norwegia, Belanda, Rusia dan Indonesia.
Aset Lundin Petroleum di Indonesia meliputi produksi non-operasi dari lapangan gas Singa dan lima lisensi eksplorasi terletak di Laut Natuna, Jawa dan Papua Barat. Di Natuna, Lundin Oil mengelola blok Cakalang dan Baronang dengan sistim kontrak PSC.

http://www.lundin-petroleum.com



3. STAR ENERGY
    Merupakan perusahaan migas dunia, star energy memfokuskan kegiatan pada 3 sumber energi saat ini, yaitu Oil and Gas, Geothermal (panasbumi) dan CBM (Coal Bed Methane). Wilayah kerja Star Energy di Indonesia adalah : Sebatik, Sekayu, dan Kakap untuk Oil dan Gas, Jailolo dan Wayang Windu untuk Geothermal, dan GMB Sekayu II untuk CBM.
    Di Natuna, star energy mengelola blok Kakap. Blok ini terletak di laut utara Natuna, 486 km arah timur laut dari Singapore dan 1,247 km sebelah utara dari Jakarta. Sejak 2003, Star Energy sudah menjadi operator dari contract yang mencakup 2,00 km persegi dalam dua blok terpisah. Sistimnya adalah PSC. PSC mengandung ladang gas dan minyak yang dioperasikan melalui empat platform dengan 6 subsea tie-backs. Kontrak terhadap blok ini memasuki fase perpanjangan dan akan efektif hingga 2028.
Kapasitas produksi harian blok Kakap pada tahun 2010 adalah sekitar 4.300 barel minyak dan kondensat dan 60 juta kaki kubik gas alam. Semua minyak dan kondensat disalurkan ke Floating Storage Offloading Unit (FSO) untuk pengolahan dan penyimpanan sampai itu ditransfer ke kapal tanker untuk ekspor.  
Penjualan gas diproduksi di kakap saat ini datang dari field KH, KRA, Jangkar dan KRA Selatan. Hal ini diproses di platform KF sebelum dikirim melalui pipa bawah laut melalui West Natuna Transportation System (WNTS) ke Singapura.
      Produksi minyak dan gas Star Energy dari Blok Kakap di Laut Natuna cenderung menurun. Maklum, blok migas tersebut sudah tergolong tua. Karena itu, untuk mendongkrak kembali penurunan produksi,  Star Energy akan meningkatkan kegiatan eksplorasi.
Saat ini (tahun 2012), produksi minyak dari Blok Kakap kurang lebih 4.000 barrel oil per day (bpod),  sementara produksi gas sekitar 42 million metric standard cubic feet per day (mmscfd). "Blok Kakap ini memang sudah tua (mature) karena mulai ditemukan sejak 1985," ujar Yudi Pringadi,  Manajer Hubungan Eksternal Star Energy.
      Star Energy saat ini sedang melakukan persiapan. Eksplorasi direncanankan pada awal tahun depan dengan fokus di bagian utara Blok Kakap. "Memang kami memerlukan eksplorasi baru karena produksi di sumur tua itu cenderung menurun," ujar Yudi.
     Dia enggan memerinci nilai investasi yang disiapkan perusahaan ini untuk kegiatan eksplorasi tersebut. Alasannya,  saat ini Star Energy masih mengajukan rencana kerja dan rencana anggaran tahun 2013 kepada Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas).
      Star Energy menjual minyak maupun gas hasil produksi dari blok ini ke Singapura. Perusahaan migas ini mengirimkan gas ke Singapura melalui jaringan pipa West Natuna Transportation System. Selain mengalirkan gas milik Star Energy,  jaringan gas milik Star Energy, jaringan pipa ini juga menyalurkan gas dari ConocoPhillips dan Premier Energy ke Singapura. 

anjungan pada lapangan Kakap

http://www.starenergy.co.id
http://www.tender-indonesia.com



4. AUSTRALIA WORLDWIDE EXPLORATION, LTD

Sesuai dengan namanya, ini adalah perusahan explorasi milik Australia.
AWE Limited telah melaksanakan perjanjian jual beli dengan anak perusahaan Genting Berhad untuk mengakuisisi 100 persen dan operatorship dalam dua kontrak bagi hasil lepas pantai Indonesia sebesar $ 39 juta. Menurut ketentuan perjanjian, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki AWE akan memperoleh aset yang meliputi ladang minyak yang belum dikembangkan dengan perkiraan 76 MMbbl minyak dipulihkan. Kedua PSC ini, yaitu North West Natuna PSC dan Anambas PSC, yang terletak di Laut Natuna di 230-295 feet (70 sampai 90 meter) dari air. 
NWN PSC berisi dari pengembangan lapangan minyak Ande Lumut, yang diperkirakan mengandung 76 MMbbl minyak berat dipulihkan, dan tiga sumur eksplorasi dan appraisal. Anambas PSC memiliki lapangan gas Anambas, ditemukan pada tahun 2006, bersama-sama dengan sejumlah prospek eksplorasi tambahan dalam suatu daerah lepas pantai yang mengandung pengembangan gas yang signifikan dan infrastruktur pipa. Transaksi ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2012 dan diantisipasi akan selesai pada Februari 2012. Pembelian tersebut akan didanai oleh cadangan kas dan hasil dari bagian penjualan saham AWE dalam Proyek BassGas.

Lapangan Anambas PSC saat ini berstatus Studi Geologi, sedangkan NWN PSC berstatus pengembangan.

http://www.subseaiq.com/data/Project.aspx?project_id=1366&AspxAutoDetectCookieSupport=1
http://www.awexp.com.au/irm/content/project_indonesianexploration.html


5. PREMIER OIL, LTD
Premier Oil merupakan perusahaan migas dunia yang banyak beroperasi di negara-negara luar, seperti Falkland Island, Norwegia, Pakistan, Mauritania, Inggris, Vietnam dan Indonesia.

Premier Oil
Indonesia adalah operator dari West Natuna Sea Block A, dan telah memproduksi minyak lebih dari satu dekade. dan yang baru ditemukan adalah lapangan Tuna.



Premier mengakuisisi areal operasi pertama di Indonesia - Natuna Sea Block A - termasuk ladang minyak Anoa pada tahun 1996. Dan kemudian mengembangkan Proyek Gas Laut Natuna

1. GSA1 ditandatangani pada tahun 1999, membuat komersialisasi tutup gas di Anoa
2. Pipa WNTSdari Singapura selesai pada tahun 2000
3. Gas pertama dari lapangan Anoa dicapai pada awal tahun 2001
 

Premier Oil juga telah membuat beberapa penemuan di Natuna Sea Block A sejak tahun 1996, termasuk Naga dan Gajah Baru pada tahun 2000 dan Macan Tutul, Lembu Peteng dan penemuan Lukah pada tahun 2006. Premier berencana untuk mengkomersialkan sumber daya tambahan ditemukan melalui GSA cadangan berbasis di Singapura dan Indonesia. Gajah Baru menandai tahap kedua dari proses itu.

Selain Natuna Sea Block A, Premier Oil juga memegang kepentingan di Kakap, sebuah aset produksi lepas pantai, Blok A Aceh, proyek pengembangan gas di darat masa depan yang juga mengandung sekitar 20 prospek eksplorasi, dan dalam dua lisensi eksplorasi (Tuna dan Buton).




http://www.premier-oil.com/premieroil/operations/indonesia


6. MANDIRI PASCA USAHA
PT Mandiri Panca Usaha menangani Blok Sambilang dengan sistim kontrak PSC. dulu nya blok ini di miliki oleh ConocoPhilips. Pada saat produksi puncaknya, sumur tersebut menghasilkan 12.000 barrel per hari. Produksinya kemudian berangsur-angsur menurun sampai 1.500 barrel per hari. Menilai tak lagi ekonomis, ConocoPhillips akhirnya menutup dan menyerahkan kembali sumur tersebut ke pemerintah. Lalu, pada akhir 2010 pemerintah menunjuk PT Mandiri Panca Usaha sebagai investor yang akan mengelola blok itu kembali. Per 1 April 2011, kontrak kerja sama ditandatangani.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/06/08/03403332/Kepri.Ingin.10.Persen.Saham.


7. NATUNA VENTURES B.V
Merupakan perusahaan yang memenangi lelang terhadap lapangan Gurita dengan sistim kontrak PSC. tidak banyak info mengenai yang satu ini, dikarenakan tidak terdapat banyak refrensi.


8. CONOCO PHILIPS INDONESIA
Bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia perminyakan. siapa yang tak mengenal perusahaan ini. CoPhil adalah perusahaan migas besar kelas dunia. Beroperasi di 30 negara dengan 17.000 pekerja.
di Natuna, CoPhil mengelola South Natuna Sea Block B dengan sistim kontrak PSC.

The West Natuna Gas Konsorsium, perusahaan patungan yang terdiri dari Pertamina, Conoco, Premier Oil dan Gulf Indonesia Resources, dikontrak oleh SembGas Singapura pada Januari 1999 untuk 325 juta kaki kubik per hari (MCFD) gas alam. Sebuah kontrak pipa pergi ke McDermott International.

Pada bulan November 1999, Conoco melaporkan penemuan gas di Natuna Barat yang mendorong cadangan sekitar 1tcf. Pada tahun 2001, perusahaan ini mengembangkan lapangan Belanak di Natuna Barat, berniat untuk mengekspor gas 250mmcfd ke Malaysia melalui pipa bawah laut 22in dari ladang produksi ke Belida / Belanch tie-in, dengan garis 28in berikutnya ke Singapura.

Proyek, direkayasa oleh Brown and Root Singapura, terletak di Conoco-beroperasi South Natuna Sea Blok B di perairan Indonesia, kira-kira 200 km dari Singapura. Ini melibatkan pembangunan salah satu sistem pengolahan yang paling kompleks yang pernah dipasang lepas pantai, dan Sharpeye 3 IR (IR3) optical flame detector.

Conoco menggunakan purpose-built, gas production, mobile, jack-up, seperti pada lapangan gas kecil di West Natuna. Otomasi pemasok Solusi Industri Honeywell dikontrak $ 14.5m untuk mengembangkan sistem otomasi topside-dan-kelautan terpadu untuk akar rumput terapung, Produksi, Storage and Offloading (FPSO) fasilitas, Belanak Natuna, dan dua platform wellhead. Bidang Belanak datang onstream pada tahun 2004.


Lapangan Udang di timur Natuna mulai produksi pada tahun 1980, mencapai 36.000 bph dari dua platform pada tahun 1981, tapi sekarang unoperational. ConocoPhillips memiliki lima lapangan di Laut Natuna dan 16 ladang gas.


http://www.offshore-technology.com/projects/natuna/
www.conocophillips.com/



9.WEST NATUNA EXPLORATION LTD
West Natuna Exploration adalah pemenang tender untuk lapangan Duyung, dengan sistim kontrak PSC. saat ini tengah dilakukan 3D seismik di laut untuk mengetahui kandungan hidrokarbon.

http://www.petromindo.com/printtender.php?id=646&table=tender


10. INDOREACH EXPLORATION LTD
Sama seperti West Natuna Expl, Indoreach Expl juga merupakan pemenang tender atas lapangan Pari dengan sistim kontrak PSC.

www.etti.co.id/UpdateWebsite/The%20Winner%20Block%20Migas.htm


11. TITAN RESOURCES (NATUNA) INDONESIA LTD
Titan Resources mengelola Ladang North East Natuna Sea dengan sistim kontrak PSC.
Sebagai operator, saham Titan di ladang yang berada dilepas pantai Laut Cina Selatan, atau tepatnya diperbatasan antara Vietnam dan Indonesia itu sebesar 90 persen. Sedangkan sisa saham sebesar 10 persen, PT Binatek Reka Natuna.
Dalam sosialisasi eksplorasi, salah satu petinggi Mitra Energi Limited, Olga, dihadapan pejabat Pemerintah Kabupaten Natuna, LSM dan OKP mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pengeboran dibeberapa titik yang berpotensi mempunyai sumber migas. Ia berharap, pencarian ladang migas ini membuahkan hasil. "Kita minta doa restu masyarakat Natuna, semoga kerja pencarian ladang migas tidak sia-sia," kata wanita itu diruang rapat Hotel Novotel Batam, Jumat 6 Juli. Namun dalam sosialisasi eksplorasi, Mitra Energi Limited bertindak sebagai apa?
Mengingat, sebagai operator dan pemilik saham terbesar, 90 persen, Titan Resources, dan 10 persen lagi, PT Binatek Reka Natuna. Sayang keanehan sosialisasi eksplorasi ladang migas North East Natuna, para pejabat, LSM dan OKP Natuna tidak mempertanyakannya. Mereka hanya berharap, setelah ditemui ladang migas, segera dilaksanakan eksploitasi (produksi). Mereka juga meminta, pihak perusahaan membangun home base di Natuna, dan membantu daerah berupa dana CD/CSR. Sementara, hadir dalam sosialisasi, Kepala BPMIGAS Sumbagut, dan Sekretaris Distamben Provinsi Kepulauan Riau. (*)

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=8&jd=Ladang+Migas+North+East+Natuna+dii+Eksplorasi&dn=20120712004851


12. EXXON MOBIL OIL INDONESIA INC
siape yang tak kenal dengan perusahaan ni, mungkin diantara perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Natuna, ExxonMobile merupakan perusahaan terbesar kelas dunia. Afiliasi ExxonMobile dan perusahaan pendahulunya telah beroperasi lebih dari 100 tahun.
Awal mula masuk ke Indonesia pada tahun 1898 dulunya merupakan perusahaan-perusahaan. pada tahun 1980 awal Penandatanganan KKS untuk lapangan Natuna D-Alpha. pada tahun 1999 Exxon dan Mobil bergabung menjadi Exxon Mobil Corporation.
kurang lebih 33 tahun Exxon Mobil telah beroperasi di Natuna dengan sistem PSC.


www.exxonmobil.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar